Pabrik Methanol Berkapasitas 800.000 Ton Akan Dibangun di Bojonegoro

Lapangan Gas JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, produksinya sebagian akan dimanfaatkan untuk mendung pembangunan pabrik methanol.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Pemerintah pusat akan mengoptimalkan hilirisasi gas untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan membangun pabrik methanol berkapasitas kurang lebih 800.000 ton di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyampaikan, produksi gas di Jawa Timur kedepan cukup besar seiring meningkatnya kapasitas lapangan Jambaran – Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, dan Lapangan Gas MDA & MBH di Madura.

Arifin menyebut kapasitas produksi lapangan Gas JTB yang dioperatori Pertamina EP Cepu sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (milion standar cubik feet per day/MMSCFD). Sementara kapasitas lapangan Gas MDA & MBH yang dikelola HCML Husky-CNOOC Madura Limited sebanyak 120 MMSCFD.

“Total produksi dari dua lapangan ini mencapai 312 MMSCFD,” kata Arifin saat mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JBT) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Rabu (8/2/2023).

Dijelaskan, produksi gas dari dua lapangan tersebut sebagian telah dialokasikan untuk PLN, industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, PGN ke Jargas Lamongan, dan PT Petrokimia Gresik (PKG).

“Sebagian dari gas ini akan diproses untuk mmebangun pabrik methanol berkapasitas kurang lebih 800.000 ton yang akan berlokasi di Bojonegoro yang produknya berupa methanol ini akan dipakai untuk mendukung kebutuhan industri biofuel di Indonesia,” jelas Arifin.

Baca Juga :   PM JTB Sarankan Ada Sosialisasi Keselamatan Berlalu-lintas bagi Pekerja Proyek

Menter ESDM Arifin Tasrif saat mendampingi Wapres Ma’aruf Amin menyampaikan akan dibangun pabrik methanol berkapasitas 800.000 ton di Bojonegoro.
© 2023 suarabanyuurip.com/d suko nugroho

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia sebelumnya menjelaskan, pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro ini merupakan salah satu program hilirisasi gas, setelah Indonesia berhasil menggarap hilirisasi nikel. Hilirisasi sektor gas ini telah dibahas dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

“Presiden mengarahkan kita ekspansi hlirisasi, salah satunya adalah gas. Kemarin kami ratas, bapak Presiden sudah meminta kami untuk menghitung baik,” ujar bahlil.

Menurut Bahlil, pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro ini merupakan salah satu langkah memaksimalkan program hilirisasi sektor gas. Di Kabupaten Bojonegoro sendiri terdapat lapangan gas JTB yang saat ini sudah produksi.

“80% methanol Indonesia berasal dari impor. Kalau itu pabriknya dibangun di sini tentu kita bisa penuhi kebutuhan dalam negeri, dan akan memberikan multiplier effect dan menumbuhkan perekonomian,” tuturnya.

Bahlil mengaku sudah ada investor Amerika Serikat (AS) berinvestasi untuk membangun pabrik methanol di Bojonegoro.

Baca Juga :   Tiga Perusahaan Lokal Menyatakan Sikap

“Di sana investor sudah ada dari Amerika. Investornya bukan dari Asia, tapi dari Amerika,” tegasnya.

Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bojonegoro, Faisol Ahmadi sebelumnya membenarkan jika di Kabupaten Bojonegoro akan dibangun pabrik methanol.
Sekarang ini masih tahap kajian atau Feasibility Study (FS) yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

“Masih dikaji berbagai potensinya secara ilmiah oleh BKPM. Mulai potensi kepastian pasokan bahan baku, lahan, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Faisol mengungkapkan, berdasarkan informasi yang dia terima pada saat rapat bersama dengan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro berada di koordinat lahan yang diperuntukkan kawasan industri.

“Diperkirakan berada di sekitar timur pertigaan Kecamatan Gayam,” tegasnya.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Irawan Darwanto Djati melalui Kepala Sub Seksi Hukum dan Kepatuhan, Sunyoto mengatakan, lokasi pembangun pabrik methanol di lahan Perhutani belum pasti.

Sebab, lanjut dia, saat rapat pembahasan bersama lintas sektoral ada dua alternatif lokasi rencana pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro. Yakni di kawasan hutan dan di luar lahan Perhutani.

“Namun pada prinsipnya Perhutani siap mendukung proyek strategis nasional ini,” tandasnya.(suko)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *