Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro menilai matinya jaringan gas (jargas) bumi di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sangat merugikan masyarakat. Sebab, para pelanggan saat ini sudah tergantung pada gas alam.
“Jika jaringan gas rumah tangga sering mati tentu sangat menyulitkan masyarakat,” kata Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri, kepada SuaraBanyuurip.com, Jumat (23/6/2023).
Dia mengatakan, sering matinya jargas diduga karena sambungan pipa bocor akibat pembangunan proyek drainase. Itu membuat pelanggan atau masyarakat mengeluh dan merasa dirugikan.
“Tentu ini harus ada evaluasi antara PGN dan Pemkab Bojonegoro,” ujarnya.
Dijelaskan, awal Juni 2023 ini mulai gencar-gencarnya Pemkab Bojonegoro membangun saluran drainase hingga trotoar di beberapa titik perkotaan. Harusnya ada koordinasi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (PKPCK) Bojonegoro dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) agar tidak ada miskomunikasi.
“Sehingga masyarakat dan PGN terutama tidak dirugikan akibat bocornya pipa ini,” tandasnya.
Diwartakan sebelumnya, Area Head PGN Bojonegoro Mochamad Arif mengatakan, jaringan gas di wilayah Bojonegoro terutama di sektor tiga dan empat sempat mengalami gangguan karena dampak proyek pembangunan drainase.
“Terhitung ada sekitar 1.500 mati. Akibat pipa mengalami kebocoran beberapa kali akibat pembangunan drainase di wilayah perkotaan Bojonegoro sehingga harus menutup aliran gas,” kata Arif sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, penutupan jargas dilakukan hampir delapan jam karena pipa besar berukuran sekitar 180 milimeter bocor akibat terkena gesekan. Namun, PGN telah melakukan koordinasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (PKPCK) Bojonegoro untuk meminimalisir terjadinya kebocoran pipa.(jk)