SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Belum adanya laporan terbaru jumlah tenaga kerja (Naker) proyek Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) ke Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, memantik Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat angkat bicara.
Disperinaker Bojonegoro diminta segera memanggil operator proyek gas JTB, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) untuk melaporkan data pekerjanya di proyek JTB.
“Disperinaker segera memanggil pihak JTB, untuk intervensi kebijakan,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (01/02/2024).
Politikus Partai Golkar ini menegaskan, bahwa laporan jumlah naker di JTB harus diperbarui setiap bulan. Agar nanti bisa diketahui jumlah naker lokal Bojonegoro dan non lokal yang masih bekerja di sana.
“Ini juga agar rekrutmen naker di JTB harus memprioritaskan warga Bojonegoro,” ujar Mas Pri sapaan akrabnya.
Selain itu, lanjut Mas Pri, juga untuk mengetahui jumlah perusahaan yang masih memiliki kontrak di JTB hingga tahun ini. Sehingga, Disperinaker bisa merinci lebih banyak mana pekerja lokal dan non lokal.
Sebab, pelibatan warga lokal utamanya warga sekitar lokasi proyek JTB ini sangat penting untuk mengurangi angka pengangguran di Bojonegoro. Dia mengatakan, jangan sampai warga Bojonegoro hanya menjadi penonton saja.
“Bojonegoro harus mendapatkan efect positif terkait proyek JTB yang ada di Bojonegoro,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kabid Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disperinaker Kabupaten Bojonegoro, Slamet mengatakan, naker yang bekerja di proyek JTB hanya tersisa 290 orang saja.
“Naker itu yang memiliki keahlian atau skill di bidang masing-masing,” katanya, Senin (29/1/2023).
Sedangkan, kata dia, yang tidak memiliki skill atau tenaga kasar hanya tersisa 1 pekerja saja. Itupun berasal dari luar Bojonegoro.
Dia mengatakan, bedasarkan laporan Pertamina EP Cepu Regional 4 Zona 12 per September 2023 lalu, terinci 122 naker lokal yang masih bekerja di JTB. Sisanya sebanyak 168 pekerja non lokal.
“Jumlah pekerjanya masih banyak yang berasal dari luar Bojonegoro,” kata Slamet.
Slamet menjelaskan, sampai saat ini belum ada laporan terbaru dari PEPC atau perusahaan lainnya yang bergerak di bidang perminyakan. September 2023 itu, laporan terakhir.
Sementara upaya SuaraBanyuurip.com konfirmasi ke pihak PEPC terkait belum adanya laporan terbaru naker JTB ke Disperinaker Bojonegoro tersebut belum mendapatkan jawaban secara jelas hingga berita ini ditayang.(jk)