Banjir di Bojonegoro Surut, Tinggal 4 Kecamatan Terdampak 

Kalaksa BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny di ruang kerja.
Kalaksa BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny di ruang kerja.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Kondisi banjir akibat luapan Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur telah surut. Dari 11 kecamatan terdampak kini tinggal empat kecamatan yang masih tergenang.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny mengatakan, wilayah terdampak banjir masih tersisa 10 desa tersebar di empat kecamatan.

Dalam wilayah disebut tersisa rumah terdampak milik 129 kepala keluarga (KK). Sedangkan luas lahan pertanian terkena banjir yaitu 1.880 hektar.

“Itu kami mengacu data hari ini pukul 12.30 WIB, kalau data Tinggi Muka Air per pukul 20.00 WIB sudah berstatus Siaga Hijau atau 12.98 level PeilSchaal,” kata Laela Noer Aeny kepada Suarabanyuurip.com di kantornya, Selasa (12/03/2024).

BPBD Bojonegoro saat mempersiapkan bantuan.
BPBD Bojonegoro saat mempersiapkan bantuan untuk warga terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Solo.

Melihat kondisi tersebut, perempuan yang karib disapa Ani mengaku, telah berupaya mendistribusikan paket bantuan ke Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu. Paket ini berisi sembilan bahan pokok (sembako), matras, alat kebersihan, dan beberapa air mineral.

Distribusi paket bantuan juga menyasar desa terdampak lainnya, yaitu di Kedungarum, Kabalan, dan Piyak di Kecamatan Kanor. Desa Piyak terhitung masuk desa terdampak sebab ada luapan air dari tanggul setempat.

Selain itu ada tiga desa di Kecamatan Baureno kena terjang, yakni Desa Lebaksari, Tanggungan, dan Kalisari.

“Kalau banjir di Kecamatan Kota sudah surut ganti bergeser ke timur (hilir), jadi kami sekarang fokus ke Kecamatan Kanor dan Baureno,” ujarnya.

Areal persawahan di Desa Kabalan tergenang banjir luapan Sungai Bengawan Solo.(Ist/Sekdes Kabalan).

Meski dibuatkan tenda pengungsian dan dapur umum, mantan camat ini melihat para warga lebih memilih ikut sementara kepada keluarganya yang tidak terkena banjir.

Sedangkan bantuan makanan, karena memasuki bulan puasa, maka waktu pemberiannya dialihkan untuk makan sahur dan buka puasa.

Disinggung potensi terjadinya luapan berikutnya, jika merujuk data BMKG, menurut Ani curah hujan tinggi akan terus terjadi sampai dengan bulan April. Hanya saja pihaknya juga mendapat informasi bahwa untuk curah hujan ekstrim hanya terjadi di bulan Maret yang berakhir antara tanggal 8 sampai 9.

“Inipun merata ya, tidak hanya terjadi di Bojonegoro, bahkan Blora juga kena luapan, karena kita lihat Bendungan Karangnongko dibuka,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Kabalan, Ferdiati menyatakan, dampak luapan Bengawan Solo di Kabalan menggenangi persawahan padi usia rata rata 1 bulan seluas 160 ha. Lahan Palawijo 40 Ha terdiri tanaman Jagung dan sebagainya.

“Termasuk perumahan warga 15 rumah, 1 Fasilitas Belajar yakni SDN Kabalan, lalu jembatan dan jalan poros Desa Piyak-Kabalan, tetapi siang tadi kami telah mendapat bantuan dari BPBD,” bebernya.(fin)

Data BPBD pda pukul 12.30 WIB menyebutkan wilayah terdampak :

1. Kecamatan Bojonegoro : 2 Desa (Ledok Wetan, Ledok Kulon)

2. Kecamatan Padangan : 1 Desa (Kuncen)

3. Kecamatan Ngraho : Nihil

4. Kecamatan Dander : Nihil

5. Kecamatan Trucuk : Nihil

6. Kecamatan Kalitidu : Nihil

7. Kecamatan Kasiman :  Nihil

8. Kecamatan Malo : Nihil

9. Kecamatan Baureno : 3 Desa (Lebaksari, Tanggungan, Kalisari)

10.  Kecamatan Kanor : 4 Desa (Gedungarum, Piyak, Kabalan, Tejo)

11. Kecamatan Gayam : Nihil

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *