Bupati Wahono dan Wabup Nurul Melayat ke Rumah Duka Anggota DPRD Fraksi PKB

Bupati Wahono melayat
BELA SUNGKAWA : Bupati Bojonegoro Setyo Wahono di antara ribuan pelayat berduka cita mendalam atas kepergian anggota DPRD dari Fraksi PKB, almarhumah Dr. Dyah Ayu Ratna Dewi.(istimewa)

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro – Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Setyo Wahono dan Nurul Azizah melayat ke rumah duka anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), Dr. Dyah Ayu Ratna Dewi, Minggu (20/04/2025).

Duo pemimpin daerah penghasil minyak dan gas bumi (Migas) ini, sebutan lain Bojonegoro, hadir bersama ribuan pelayat dari berbagai kalangan mengantarkan peristirahatan terakhir politikus perempuan itu di kompleks Pondok Pesantren Al Hamdulillah.

Jenazah almarhumah disalatkan di kediamannya dan dimakamkan dengan iringan isak tangis serta lantunan kalimat tahlil.

Bu Nyai Dewi, sapaan karib semasa hidup, dikenal luas sebagai tokoh religius dan penggerak kegiatan keagamaan, terutama di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) setempat.

Selain dua tokoh eksekutif, tampak pula jajaran legislatif kolega almarhumah, Ketua DPRD Bojonegoro Abdulloh Umar, Ketua DPC PKB Bojonegoro Fauzan Fuadi, serta sejumlah anggota dewan dan tokoh masyarakat lainnya.

Dr. Dyah Ayu Ratna Dewi meninggal dunia
Ribuan pelayat mengiringi kepergian anggota DPRD Bojonegoro dari Fraksi PKB, Dr. Dyah Ayu Ratna Dewi di rumah duka.(istimewa)

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Bu Nyai Dewi. Ia mengenang almarhumah sebagai pribadi yang rendah hati, aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap umat.

“Saya mengenal beliau baru sekitar dua tahun terakhir, namun kesan yang ditinggalkan sangat kuat, sosok yang baik dan penuh dedikasi untuk umat,” kata Bupati Wahono.

Pria asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini juga menyampaikan harapannya agar semua amal kebaikan Bu Nyai Dewi diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

“Selain itu, almarhumah aktif di organisasi Fatayat NU dan Muslimat NU, serta dikenal sebagai sosok yang humble (rendah hati), dan taat agama,” ujar Wahono.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, almarhumah dikabarkan sempat menjalani perawatan di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo sejak Jumat (18/4/2025). Ia dinyatakan meninggal dunia pada Minggu pagi sekitar pukul 05.00 WIB setelah mengalami kondisi kritis akibat hipertensi yang menyebabkan pecah pembuluh darah.

Kepergian Dyah Ayu Ratna Dewi meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Bojonegoro, khususnya di lingkungan DPRD dan Nahdlatul Ulama.

Semasa hidup, almarhumah dikenal gigih memperjuangkan aspirasi umat serta aktif mengembangkan pendidikan pesantren melalui Ponpes Al Hamdulillah yang diasuhnya.(fin)

Pos terkait