Sukoharjo Pertanyakan Status Desa Penghasil Migas

Lapangan Kedung Keris

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Pemerintah Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menginginkan menjadi desa penghasil migas. Keinginan tersebut menyusul telah produksinya Lapangan Minyak Kedung Keris (KDK) di desa setempat.

“Kabarnya sudah mulai produksi awal tahun lalu,” ujar Kepala Desa Sukoharjo, Sulistyawan kepada suarabanyuurip.com, Rabu (24/6/2020).

Menurut Sulis, panggilan akrabnya, Desa Sukoharjo seharusnya sudah menjadi desa penghasil migas. Status tersebut sama dengan desa-desa lainnya yang desanya terdapat sumur minyak.

Dicontohkan seperti Desa Mojodelik dan Gayam, Kecamatan Gayam, sebagai desa penghasil minyak Lapangan Banyu Urip. Desa Ngampel dan Campurejo, sebagai desa penghasil minyak Sukowati. ADD Gayam dan Mojodelik tembus lebih dari Rp 3 miliar pada tahun 2019 lalu.

“Nah, Sumur Kedung Keris ini lokasinya ada di sini. Jadi sudah seharusnya Sukoharjo sama dengan desa-desa itu,” jelasnya.

Sulis mengaku sampai sekarang ini belum pernah diundang Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Kecamatan, maupun operator Lapangan Migae Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), membahas masalah tersebut.

Baca Juga :   Semburan Minyak dan Gas Muncul di Rawa Jabung

“Belum pernah diajak bicara soal itu,” ucap pria yang dua kali menjabat kepala desa itu.

Ia berharap Desa Sukoharjo segara ditetapkan sebagai desa penghasil migas. Sebab penetatapan status tersebut akan berpengaruh terhadap penerimaan alokasi dana desa (ADD) seperti desa penghasil minyak lainnya.

“ADD sini Rp498 juta. Tapi saya optimis kalau Sukoharjo ditetapkan desa penghasil migas, bisa lebih dari itu,” pungkasnya.

Lapangan Minyak Kedung Keris merupakan bagian dari Blok Cepu, yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), bersama Lapangan Banyu Urip, di wilayah Kecamatan Gayam.

“Saat ini produksi minyak dari Blok Cepu mencapai hingga 220 ribu barel per hari. Itu termasuk dari Kedung Keris,” ujar Juru Bicara dan Humas EMCL, Rexy Mawarjiya dikonfirmasi terpisah, Selasa (23/6/2020).

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Bojonegoro, Machmuddin mengaku belum mengetahui apakah Sukoharjo sudah masuk sebagai desa penghasil migas atau belum.

“Saya crosscheck dulu ke Bapenda dulu. Kalau penghitungan ADD penghasil migas di Bappenda,” ucap mantan Camat Ngasem itu.

Baca Juga :   Tuntutan Dipenuhi Pemblokiran Dibuka

Dikonfrontir terpisah, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bojonegoro, Ibnoe Soeyoeti menyampaikan belum mengetahui status Sukoharjo apakah sudah menjadi desa penghasil migas atau belum.

“Belum tahu,” ucapnya.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *