Sukur : Ngapain Takut, 24 September Jabatan Bupati Habis

TOLAK MERGER : Para murid SDN Sumberejo III sedang belajar di teras depan kelas tanpa guru.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro, Sukur Priyanto hadir langsung di lokasi memberikan dorongan semangat kepada para wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sumberejo III, turut Desa Sumberejo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

“Setiap jabatan ada masanya, tanggal 24 September (2023) itu jabatan bupati (Bojonegoro) sudah habis kok, Bu Anna sudah jadi orang biasa, ngapain takut?” kata Sukur Priyanto di hadapan wali murid SDN Sumberejo III, Selasa (25/07/2023).

Pernyataan Sukur ini tercetus saat menanggapi kabar yang berhembus bahwa diduga telah terjadi tindak intimidasi atau ancaman yang dirasakan para wali murid sebagai sebuah teror. Terduga para peneror tak dikenal tersebut bertindak melalui saluran WhatsApp.

Nomor tak dikenal dan ancaman yang tertulis masih disimpan para wali murid sebagai bukti. Teror itu disebut-sebut muncul lantaran para siswa SDN Sumberejo III tidak bersedia dimerger ke SDN Sumberejo II.

Sukur Priyanto  © 2023 suarabanyuurip.com

Wakil Ketua I DPRD Bojonegoro, Sukur Priyanto, datang melihat langsung kondisi para pelajar SDN Sumberejo III.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

“Ini kan sudah era keterbukaan, era kemerdekaan. Sudah tidak jamannya lagi rakyat ditakut-takuti. Hari gini kok masih ada ancaman. Justru (bagi saya) ketika pegang jabatan itu harusnya amanah, bisa mengayomi wong cilik,” ujar anggota dewan empat periode ini.

Sukur mengaku, datang langsung ke SDN Sumberejo III ini karena mendapat informasi bahwa selama dua minggu lebih berjalan para murid tetap datang ke sekolah. Dengan begitu dia dapat melihat langsung peristiwa pelajar belajar sendiri tanpa guru di teras kelas.

Selain itu, atas kedatangannya secara langsung, Sukur mengaku ingin mendengar kemauan para murid dan walinya setelah melihat kondisi riil di lapangan. Sekaligus memenuhi janjinya untuk datang jika diundang para wali ke sekolah yang semua kelasnya dalam keadaan terkunci tersebut.

“Mereka (wali murid) maunya ada guru yang mengajar. Mungkin kalau guru PNS datang ke sini kan pasti takut. Karena mereka yang punya kekuasaan sukanya ngancam. Ya sudah tak minta cari dua guru. Biar nanti saya yang gaji, dari uang pribadi saya,” bebernya.

Disinggung perihal Surat Keputusan (SK) Bupati Bojonegoro tentang merger. Bagi Sukur pencabutan SK merger bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Karena apabila melihat fakta sejarah, banyak sekali SK yang dicabut atau diperbarui.

“Kalau saya, harusnya siapa yang buat SK ya dia yang harus datang ke sini. Jangan mereka yang buat SK, ributnya dilempar ke kami. Malah nyalahkan saya sebagai anggota dewan. La wong saya ini wakil rakyat, ada yang datang ke DPRD ya saya temui,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu wali murid, Yulin Arysandi, membenarkan para orang tua siswa sepakat mengundang Sukur Priyanto. Selain agar Wakil Ketua DPRD itu dapat menyaksikan kondisi nyata yang sedang terjadi. Para wali murid bisa mendapat banyak pemahaman secara langsung.

“Benar, Pak Sukur datang memenuhi undangan kami. Alhamdulillah, terima kasih beliau sudah berkenan hadir,” ucapnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *