SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Pengeboran tujuh sumur migas baru di lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan dimulai tahun 2024. Tambahan pengeboran ini untuk kembali mendongkrak produksi minyak Banyu Urip yang saat ini berada di level 157 ribu barel per hari (bph).
“Blok Cepu saat ini sedang mengalami penurunan produksi secara ilmiah atau natural decline,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.
Oleh sebab itu, Dwi melanjutkan, dengan adanya rencana pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip, diharapkan produksi Blok Cepu kembali meningkat. Rencananya pengeboran tujuh sumur tersebut akan dimulai pada tahun depan. Pengeboran ini meliputi lima sumur infill dan dua sumur eksplorasi clastic.
“Kalau clastic sendiri setelah eksplorasi dua ini nanti kita lihat. Mudah-mudahan cadangan dan reservoirnya mendukung untuk dapat yang lebih besar,” kata Dwi.
Mantan Direktur Utama Pertamina itu menyampaikan, produksi minyak Blok Cepu sekarang ini sebesar 157 ribu bph. Namun, dengan pengeboran tujuh sumur tersebut ada potensi tambahan produksi sekitar 18 ribu bph.
“Dengan tambahan itu Blok Cepu akan kembali menjadi produsen minyak nomor satu di Indonesia,” ungkap Dwi saat ditemui usai acara penandatanganan kontrak pengadaan Rig pengeboran Banyu Urip Infill Clastic PDSI dengan ExxonMobil Cepu Ltd di Jakarta, Kamis (10/8/2023), dikutip dari cnbcindonesia.com.
Ketua Badan Kerja Sama (BKS) Blok Cepu, Hadi Ismoyo sebelumnya menyampaikan, investasi untuk pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip, telah diputuskan pada 23 Oktober 2021. Nilainya mencapai sebesar USD150 juta atau setara Rp 2,1 triliun. Biaya tersebut untuk pengeboran 7 sampai 10 sumur baru dalam rentang waktu empat tahun.
Hadi menjelaskan, dari total tambahan investasi USD 150 juta itu, biaya yang harus dibayarkan BKS Blok Cepu sebesar USD15 juta atau Rp 216.635.250.000. Jumlah tersebut sesuai porsi BKS dalam pengelolaan penyertaan modal (Participating Interes/PI) 10% yang dibagi empat BUMD.
Rinciannya, BUMD Bojonegoro PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) 4,48%; BUMD Provinsi Jatim PT Petrogas Jatim Utama (PJUC) 2,24%, BUMD Blora PT Blora Patragas Hulu (BPH) 2,18%, dan BUMD Provinsi Jateng PT Sarana Patra Hulu Cepu, 1%.
Dari hasil kajian yang dilakukan, Hadi melanjutkan pemboran sumur baru itu bisa menambah produksi minyak Lapangan Banyu Urip sekitar 15.000 sampai 20.000 ribu barel per hari (Bph) pada tiga tahun mendatang.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri meminta agar tambahan dana investasi pengeboran tujuh sumur baru di Lapangan Banyu Urip untuk bagian Bojonegoro ditanggung oleh BUMD PT ADS. Bukan oleh mitra penyandang dana, PT Surya Energi Raya (SER).
Menurut Lasuri, Kabupaten Bojonegoro sangat mampu membiayai tambahan investi tersebut karena memiliki APBD besar. Sehingga hasil dari tambahan investasi tersebut nantinya dapat dinikmati sepenuhnya oleh Pemkab Bojonegoro.
“Apalagi modal SER sudah kembali, bahkan sudah untung. Jadi tambahan investasi ini biar Bojonegoro yang membiayai,” tegas politisi PAN ini.(suko)